JERIN Reggae: Merajut Silang Budaya

Yogyakarta - Area lobby Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta nampak penuh di Sabtu malam, 28 Januari 2012 kemarin. Beberapa muda-mudi yang bergerombol di depan pintu lobby terlihat memakai kaus dengan tulisan Shaggydog, sementara beberapa lainnya nampak mengenakan baju dengan atribut khas yang identik dengan genre musik tertentu. Mereka sedang mengantri di depan meja tiket sederhana untuk bisa masuk ke dalam ruang pertunjukan. Malam itu digelar konser reggae di Taman Budaya Yogyakarta.
Tour Reggae Uwe Kaa & One Drop Band featuring Ras Muhamad sebelumnya sudah menggoyang Jakarta, untuk kemudian tampil di Yogyakarta malam itu. Tour ini merupakan hasil kerjasama antara Goethe Institut Jakarta dan JERIN (Jerman dan Indonesia). JERIN sendiri adalah sebuah proyek yang bersifat interaktif dan terbuka, dibuat untuk merayakan 60 tahun hubungan diplomasi antara Indonesia dengan Jerman. Proyek ini berlangsung selama lima bulan semenjak Oktober 2011 hingga Maret 2012 dan berlangsung di berbagai tempat di Indonesia. Programnya mencakup lebih dari 50 acara, berupa kerjasama pengembangan, politik, ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan, penelitian dan budaya  dan juga politik dengan target kalangan muda Indonesia. 

Pelaksana proyek JERIN - Jerman dan Indonesia adalah Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, Goethe Institut dan Kamar Dagang dan Industri Jerman-Indonesia (EKONID).  Proyek tersebut diprakarsai oleh Kementerian Luar Negeri Jerman. JERIN  akan berlangsung di kota-kota seperti Medan, Jakarta, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Semarang, Banda Aceh, Malang, Mataram, Padang, Samarinda, Surakarta (Solo).

Uwe Kaa mulai memegang mikrofon sejak pertengahan tahun 1990an, berawal sebagai penyanyi Rap, dia berkembang menjadi seorang penginterpretasi musik Reggae, dan dapat memberikan bukti mencengangkan bahwa musik dapat melampaui batasan budaya. Dia tidak meniru pemusik Reggae ala Jamaika, melainkan menerjemahkannya kembali dalam bahasa Jerman dan menyesuaikannya dengan konteks yang ia miliki.

Tiket untuk menyaksikan pertunjukan musik Reggae ini gratis akan tetapi penonton harus melakukan reservasi dengan mengirimkan e-mail ke alamat yang tercantum di publikasi acara dari Goethe Institute. Malam itu tiket yang disediakan untuk pertunjukan di Yogyakarta dinyatakan sudah habis direservasi, namun ternyata banyak peminat yang mengisi daftar tunggu dengan harapan dapat masuk dan melihat konser tersebut. Sebagian besar dari penonton di daftar tunggu tersebut berusia remaja, dan ditilik dari atribut yang mereka kenakan, adalah penggemar Shaggydog.
Pertunjukan dimulai tidak terlalu lambat dari jadwal yang sudah ditentukan pukul 19:30, dibuka oleh Shaggydog yang menampilkan enam lagu, lima lagu yang sudah akrab dengan para penggemarnya dan satu lagu baru dari album mereka yang akan luncur sebentar lagi. Ratusan penggemar Shaggydog langsung bergoyang dan bernyanyi mengikuti idola mereka. Ternyata meskipun lobby sempat penuh oleh penonton yang masuk daftar tunggu, pada kenyataannya ruang konser TBY tidak penuh. Ketimbang duduk di kursi, banyak penonton yang memilih untuk berdiri dekat panggung agar lebih bebas menari bersama irama Reggae.

Seusai penampilan Shaggydog, giliran One Drop Band yang berasal dari Munich, Jerman untuk tampil di panggung. Band ini adalah band pengiring Uwe Kaa dan baru kali ini mereka tampil di Yogyakarta. Sama seperti di Jakarta,  Ras Muhamad tampil bersama One Drop Band untuk menghangatkan suasana. Ras Muhamad yang dijuluki duta besar reggae Indonesia rupanya memiliki tempat khusus di hati audiens Yogyakarta. Tampak beberapa kali penonton ikut bernyanyi bersama Ras Muhamad. Lagu-lagu yang ia nyanyikan malam itu diambil dari tiga albumnya sendiri, Declaration of Truth, Reggae Ambassador dan yang paling baru, Berjaya.

Meskipun baru dua kali tampil bersama, konser di Taman Budaya Yogyakarta ini adalah kali kedua, One Drop Band dan Ras Muhamad berhasil membuat penonton bergoyang dengan lima lagu yang dibawakan; Make Way, Berjaya, Musik Reggae, Crisis dan Letter to Mama.
Setelah Ras Muhamad pamit dari atas panggung, tanpa menunggu terlalu lama Uwe Kaa pun tampil dan  langsung melantunkan sebuah lagu berbahasa Jerman. Uwe Kaa menyatakan bahwa menurutnya musik merupakan alat komunikasi universal, dan nampaknya terjalin komunikasi yang cukup baik antara musisi Reggae Jerman ini dengan penonton di Concert Hall TBY malam itu. Meskipun terkendala oleh bahasa, namun penonton nampaknya tidak ragu untuk tetap bergoyang bersama irama musik Reggae ala Uwe Kaa yang cukup unik. 


Konser malam itu ditutup dengan kolaborasi antara Uwe Kaa, Ras Muhamad dan One Drop Band, menyanyikan lagu reggae yang sudah sangat akrab bagi penggemar genre tersebut, Get Up Stand Up dari Bob Marley.

Setelah tampil di Yogyakarta, Uwe Kaa dan One Drop Band featuring Ras Muhamad meneruskan perjalanan tur mereka ke Surabaya tanggal 31 Januari 2012 dan ke Manado tanggal 3 Februari 2012.
Previous
Next Post »